Model-Model
Pembelajaran Ekonomi
Model
Penyelidikan Kelompok
(Group Investigation)
Dosen pengampu :
Dr.Ekawarna,M.Psi
Kelompok VI
Mulyono (A1A110026)
Rahma DIna AFsari (A1A110010)
Kausar (A1A110030)
Jhonroy Purba (A1A110090)
Program
Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Jambi
2012
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan Alhmdullah
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "MODEL
PENYELIDIKAN KELOMPOK"dengan baik.. pertama dan yang paling utama sekali penulis
ucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
penulis kesehatan sehingga mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Selanjutnya shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada nabi besar
Muhammad SAW yang senantiasa membantu para umat keluar dari kebodahan.
Penulis menyadari bahwa didalam
pembuatan makalah ini terselesaikan berkat bantuan dan tuntunan Tuhan yang maha
Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak ,untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Kepalkan tangan maju kemuka, tunduk tertindas
bangkit melawan, mundur adalah suatu penghianatan. Wallahul muwafiq ila
aqwamintoriq wassalamualaikum wr.wb
Jambi,29 Maret 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam konteks
pembelajaran, siswa dipandang sebagai individu yang aktif membangun
pemahamannya sendiri dan pengetahuan dunia sekitarnya dengan mengalami sendiri
dan merefleksikan pengalaman tersebut. Tercapainya suatu tujuan pembelajaran
adalah suatu kebutuhan yang wajib dicapai dalam proses pembelajaran. Ragam
tujuan pembelajaran ada dua yaitu instructional effects (tujuan belajar yang
eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional) dan nurturant
effect (tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajara
istruksional). Keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat, dimana bila salah
satu muncul maka lainnya juga akan muncul. Maka dari itu setiap proses
pembelajaran haruslah dipertimbangkan tujuan-tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai baik instructional effects maupun nurturant effect sehingga dapat
dibuat pembelajaran yang efektif.
Menurut Aunurrahman
(2009:176) keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh
aktifitas yang dilakukan guru dan siswa. Artinya, apapun bentuk
kegiatan-kegiatan guru, mulai dari merancang pembelajaran, memilih dan
menentukan materi, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran, memilih dan
menentukan tehnik evaluasi, semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan
belajar siswa. Meskipun guru secara sungguh-sungguh telah berupaya merancang
dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah
belajar tetap akan dijumpai guru. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar
merupakan kegiatan yang dinamis sehingga guru perlu secara terus menerus
mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa di kelas.
Selanjutnya Aunurrahman
(2009:176) menyatakan masalah-masalah belajar bisa muncul dari diri siswa
maupun dari luar diri siswa. Masalah-masalah itu dapat dikaji dari sumbernya
dan dari tahapannya. Dari sumbernya yaitu dari faktor guru dan faktor siswa.
Yang bersumber dari siswa diantaranya sikap, motivasi, dan minat siswa,
sedangkan yang bersumber dari guru diantaranya model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru Sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah belajar dapat
terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah
belajar.
Keberhasilan proses
pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru menerapkan model-model pembelajaran
yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif
di dalam proses pembelajaran Joice, Weil, dan Calhoun (dalam Aunurrahman,
2009:148) mendeskripsikan empat kategori model pembelajaran, yaitu kelompok
model social (social family), kelompok pengolahan informasi (informasi
proceeding family), kelompok model personal (personal familiy),
dan kelompok model system prilaku (behavioral systems familiy). Adapun
yang temasuk dalam kelompok model social yaitu, Group investigation (Investigasi
Kelompok) , Role Playing (Bermain Peran) dan
Jurisprodential Inquiri (Model Penelitian Yurisprudensi).
Dalam tulisan ini akan
dibahas tentang model pembelajaran
investigasi kelompok karena dengan pembelajaran model investigasi kelompok
siswa belajar bersama, saling membantu, dan berdiskusi bersama-sama dalam
menemukan dan menyelesaikan masalahyang nantinya akan berdampak pada hasil
belajar siswa.
1.2
Rumusan Masalah
Yang penulis angkat sebagai permasalahan dalam
makalah ini meliputi :
1.
Apa hakekeat
dari model pembelajaran?
2.
Apakah
pengertian dari model pembelajaran investigasi kelompok ?
3.
Hal-hal
apasaja yang menjadi tujuan dan ciri khas dari model pembelajaran Group
Investigation ?
4.
Bagaimana
sintak model Group Investigation ?
5.
Bagaimana langkah
– lankah dalam model group investigation ?
6.
Bagaimana
penerapan dari model investigasi ini khususnya didalam kelas ?
7.
Bagaimana
langkah awal dalam memulai sebuah investigasi ?
8.
Apa peran
seorang guru dalam model Group investigation?
9.
Apa saja
peranan model group Investigasi ?
10. Apa saja yang menjadi keunggulan serta kelemahan
dari model pembelajaran group investigasi?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuannya meliputi :
1.
Mengungkap hakekeat dari model pembelajaran
2.
Memaparkan
pengertian dari model pembelajaran investigasi kelompok
3.
Menjelaskan
Hal-hal apasaja yang menjadi ciri khas dari model pembelajaran Group
Investigation
4.
Mengetahui
sintak model Group Investigation
5.
langkah – langkah
dalam model group investigation
6.
Mengetahui
Bagaimana penerapan dari model investigasi ini khususnya didalam kelas
7.
Menjelaskan langkah awal dalam memulai sebuah investigasi
8.
Memperlihatkan peran seorang guru dalam model Group
investigation
9.
mengetahui
peranan model group Investigasi
10. mengidentifikasi keunggulan serta kelemahan dari
model pembelajaran group investigasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asumsi
Model Group Investigation
Investigasi Kelompok adalah strategi
belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan
investigasi terhadap suatu topik. Abdussakir mengemukakan Investigasi Kelompok
dikembangkan oleh Shlomo & Yael Sharon di Universitas Tel Aviv.
Metode ini menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari
buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Metode Investigasi
Kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling komplek dan paling sulit dilaksanakan
dalam pembelajaran kooperatif.
Metode ini
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara
untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan
proses kelompok (group process skills). Metode Group Investigation dapat
melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa
secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
2.1.1Hakekat
Model Pembelajaran
Secara
khusus istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan. Atas dasar tersebut,
maka yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
belajar mengajar. Metode Group Investigation dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang kompleks, diantaranya:
v Pembelajaran
berpusat pada siswa
v Pembelajaran
yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa
dalam kelompok tanpa memandang latar belakang
v Siswa
dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi.
Model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Talmagae
dan Hart (dalam Soppeng, 1977) menyatakan bahwa investigasi diawali oleh
soal-soal atau masalah-yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajarnya
cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru. Siswa
dapat memilih jalan yang cocok bagi mereka. Seperi halnya Height, mereka
menyatakan pula bahwa karena mereka bekerja dan mendiskusikan hasil dengan
rekannya, maka suasana investigasi ini akan merupakan satu hal yang sangat
potensial dalam menunjang pengertian siswa
Model
pembelajaran secara mendasar bukan semata-mata menyangkut kegiatan belajar guru tetapi justru lebih menitikberatkan
kepada aktivitas murid. Sehingga hakekat model pembelajaran adalah membantu
para pelajar memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berfikir,
sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Belajar harus di maknai sebagai
kegiatan pribadi siswa dalam menggunakan potensi pikiran dan nuraninya baik
terstruktur maupun tidak terstruktur untuk memperoleh pengetahuan,
membangun sikap dan memiliki ketrampilan tertentu, dalam sebuah situs tentang
pembelajran huiit (2003), mengemukakan rasionalitas pengembangan model
pembelajran. Model-model pembelajran di kembangkan utamanya
karakteristik siswa. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik kepribadian
, kebiasaan , modalitas belajar yang bervariasiantara individu satu dengan yang
lain, maka model pembelajaran guru juga harus selayaknya tidak terpaku
hanya pada model tertentu akan tetapi arus bervariasi. Di samping di
dasari pertimbangan keragaman siswa, pengembangan berbagai model pembelajaran
juga dimaksudkan untuk menumbuhan dan meningkatkan motivasi belajar siswa,
agar mereka tidak jenuh dengan proses belajar yang sedang
berlangsung , itulah sebabnya maka di dalam menentukan model-model
pembelajaran yang akan di kembangkan, guru harus memiliki pemahaman yang baik
tentang siswa –siswanya , keragaman kemampuan, motivasi, minat dan
karakteristik pribadi lainnya.
2.1.2.
Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation
Group investigation (Investigasi kelompok)
dipelopori oleh Herbert Thelen yang merupakan model pembelajaran yang
membimbing peserta didik kepada pemecahan masalah. Model pembelajaran ini
merupakan metode pemecahan masalah divergen yang mengajak peserta didik untuk
membudayakan berfikir ilmiah.
selain itu sudjana (1991:50) berpendapat :
Investigasi kelompok dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk
mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada pengembangan proses
pengkajian akademis. Model ini lebih menekankan pengembangan pemecahan masalah
dalam suasana yang demokratis dimana pengetahuan tidak diajarkan secara
langsung kepada peserta didik melainkan diperoleh melalui proses pemecahan
masalah.
Menurut Height (dalam Krismanto, 2004), investigasi berkaitan dengan
kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi
investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan
selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat
membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi
dapat diperoleh satu atau lebih hasil Investigasi Kelompok adalah strategi
belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan
investigasi terhadap suatu topik. Abdussakir mengemukakan Investigasi Kelompok
dikembangkan oleh Shlomo & Yael Sharon di Universitas Tel Aviv. Menurut
Soedjadi (dalam Sutrisno, 1999 : 162), model belajar “investigasi” sebenarnya
dapat dipandang sebagai model belajar “pemecahan masalah” atau model “penemuan”.
Tetapi model belajar “investigasi” memiliki kemungkinan besar berhadapan dengan
masalah yang divergen serta alternatif perluasan masalahnya.
Pada dasarnya model pembelajaran investigasi
kelompok dapat dipandang sebagai model investigasi kelompok yang memiliki tiga
konsep utama yaitu penyelidikan (inquiry), pengetahuan (Knowladge), dan
dinamika kelompok belajar (Dinamic of learning group). inkuiri merupakan
suatu cara belajar atau penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara
kritis, analitis-argumentatif dengan menggunakan langkah-langkah tertentu
menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan, karena didukung oleh data, fakta,
dan argumentasi. Knowledge merupakan suatu proses yang dilakukan oleh peserta
didik secara terus menerus untuk mencoba berbagai macam cara dalam melihat
suatu pengalaman. Dinamic of learning group merupakan suasana yang
menggambarkan sekelompok individu yang saling berinteraksi mengenai suatu yang
sengaja dilihat atau yang dikaji bersama melibatkan proses berbagai ide dan
pendapat serta saling tukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi.
Kemudian peserta didik menganalisis unsur-unsur yang diperlukan,
mengorganisasikannya, melaksanakan, dan melaporkan hasilnya.
2.1.3 Tujuan dan Ciri Khas Metode Group Investigation
2.1.3.1 Tujuan metode Group Investigation
Tujuan atau misi dari metode Group Investigation ini adalah
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam rangka berpartisipasi dalam proses
sosial demokratik dengan mengkombinasikan perhatian-perhatian pada kemampuan
antar-personal (kelompok) dan kemampuan rasa ingin tau akademis. Aspek-aspek
dari pengembangan diri merupakan hasil perkembangan yang utama dari metode ini
(Sutikno, 2003: 27)
2.1.3.2 Ciri khas metode Group Investigation
1. menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari
buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.
2. para siswa
dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok.
3. Keterlibatan
siswa secara aktif dimulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
4. Peran guru
dalam group investigation adalah sebagai pembimbing,konsultan, dan memberi
kritik yang membangun.
2.2 Sintak
Model Group Investigasi
Model ini dimulai
dengan menghadapi siswa dengan masalah merangsang. Konfrontasi dapat
disajikan secara lisan, atau mungkin menjadi pengalaman yang sebenarnya;
mungkin muncul secara alami, atau dapat diberikan oleh guru. Jika siswa
bereaksi, guru menarik perhatian mereka untuk perbedaan reaksi mereka-.apa
sikap yang mereka ambil, apa yang mereka pehive, bagaimana mereka mengatur
segala sesuatu, dan 'apa yang mereka rasakan. Sebagai siswa menjadi
tertarik pada perbedaan mereka dalam reaksi, guru menarik mereka ke arah
perumusan dan penataan masalah sendiri. Selanjutnya, siswa menganalisis
peran yang diperlukan, mengorganisir diri, bertindak, dan melaporkan hasil
mereka. Akhirnya, kelompok ini mengevaluasi solusi dalam hal tujuan
aslinya. Siklus berulang, baik dengan konfrontasi lain atau dengan masalah
baru yang muncul dari investigasi itu sendiri
2.3
Sistem Sosial
Sistem sosial
demokratis, diatur oleh keputusan yang dikembangkan dari, Atau setidaknya
divalidasi oleh, pengalaman dari kelompok-dalam batas-batas dan dalam kaitannya
dengan fenomena membingungkan yang diidentifikasi oleh guru sebagai objek
belajar. Kegiatan kelompok muncul dengan jumlah minimal dari struktur eksternal
yang diberikan oleh guru. Siswa dan guru memiliki status yang sama kecuali
untuk perbedaan peran.Suasananya alasan oneof dan negosiasi
2.4
Langkah – langkah dalam Metode Group Investigation
Para guru
yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen, (Trianto,
2007:59). Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman
atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih
topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik
yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya
di depan kelas. Adapun langkah-langkahnya antara lain :
1)
Perencanaan
Dalam
melakukan Metode Investigasi Kelompok melibatkan lima tahapan antara lain
sebagai berikut:
a)
Menentukan tujuan
b)
Merencanakan
pengumpulan informasi
c)
Membentuk
kelompok
d)
Mendesain aktivitas kelompok
e)
Merencanakan aktivitas kelompok secara keseluruhan
2)
implementasi aktivitas
Berkaitan
dengan implementasi metode Investigasi Kelompok, dalam proses belajar-mengajar,
pengajar dan siswa yang belajar melakukan serangkaian langkah-langkah pokok.
Setidaknya
ada enam langkah dalam implementasi Model Investigasi Kelompok, yakni:
a)
siswa dihadapkan pada situasi yang problematik
b)
siswa
melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang problematis itu
c)
siswa dalam
kelompok mengatur pembagian tugas dan merumuskan tujuan bersam
d)
siswa
melakukan kegiatan individual dan kelompok
e)
siswa dalam
kelompoknya mengkaji apakah situasi problematis yang dihadapi telah dapat
dicarikan solusinya (Anggota kelompok mencek proses dan hasil investigasi
kelompoknya dan melakukan tindak lanjut)
f)
secara
kelompok atau individual siswa melakukan recycle aktivities (tindakan
pengulangan)
3)
Tahap Penyelidikan (Investigation)/
Implementasi
a)
Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan
membuat simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki.
(misalnya siswa mencari sumber dari internet atau biology text book untuk
menemukan ciri-ciri dari masing-masing classis pada filum porifera)
b)
Masing-masing anggota kelompok
memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok
c)
Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan
mempersatukan ide dan pendapat (siswa mendiskusikan ciri-ciri logis yang
membedakan tiap classis dan peranannya)
4) Tahap Pengorganisasian (Organizing)/
Analisis dan Sintesis
a)
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam
proyeknya masing-masing.
b)
Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka
laporkan dan bagaimana mempresentasikannya (misal mereka akan melaporkan,
ciri-ciri classis pada filum porifera serta perananannya yang akan
dipresentasikan melalui power point).
c)
Wakil dari masig-masing kelompok membentuk panitia
diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
5) Tahap
Presentasi (Presenting)/ Penyajian Hasil Akhir
a)
Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam
berbagai variasi bentuk penyajian (dilakukan oleh perwakilan kelompok yang
bertugas menyajikan hasil investigasi)
b)
Kelompok
yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar.
c)
Pendengar
mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap
topik yang disajikan.
6)
Tahap evaluasi (evaluating)
a)
Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya,
pekerjaan yang telah mereka lakukan dan tentang pengalaman-pengalaman
efektifnya, (misal, siswa merangkum dan mencatan setiap topik yang disajikan)
b)
Guru dan siswa mengkolaborasi,mengevaluasi tentang pembelajaran
yang telak dilaksanakan.
c)
Penilaian
hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman ( misalnya, guru
mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus).
2.5
Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok di Kelas
Dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
model investigasi kelompok ini guru mula-mula memberikan informasi tentang
tugas belajar yang harus dikerjakan. Guru yang menggunakan model pembelajaran
investigasi kelompok biasanya membagi kelasnya ke dalam kelompok-kelompok yang
heterogen yang terdiri dari lima sampai enam anggota. Kedudukan guru dalam
pembelajaran kooperatif bukanlah merupakan pusat pembelajaran , tetapi lebih
sebagai fasilitator dan motivator. Dalam hal ini guru seyogianya membimbing dan
mengarahkan kelompok melalui tiga tahap yaitu :
a. Tahap
Pemecahan Masalah
Dalam tahap ini guru membimbing siswa
dalam hal proses menjawab pertanyaan, apa yang menjadi hakekat masalah, atau
apa yang menjadi fokus masalah.
b. Tahap
Pengelolaan Kelas
Pada tahap ini guru menjawab pertanyaan,
informasi apa saja yang diperlukan dan bagaimana mengorganisasikan kelompok
untuk memperoleh informasi tersebut.
c. Tahap
Pemaknaan secara Perseorangan
pada tahap ini guru menjawab petanyaan
yang berkenaan dengan proses pengkajian bagaimana kelompok menghayati
kesimpulan yang dibuatnya, dan apa yang membedakan seseorang dengan yang lain
sebagai hasil dari mengikuti proses tersebut.
Slavin (1995) dalam Siti Maesaroh
(2005:28), mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group Investigation
adalah:
1. Membutuhkan Kemampuan
Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas,
setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam
penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam
maupun di luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari
setiap anggota
2. Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki
masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan
bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.
3. Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan
fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa
mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika
siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.
2.6
langkah awal Memulai suatu Investigasi
Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik
maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi
maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Metode Group
Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.
Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai
tahap akhir pembelajar Dalam memulai pembelajaran dengan model
pembelajaran investigasi kelompok, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh guru agar pembelajaran lebih baik.
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat
membantu guru untuk melaksanakan pendekatan investigasi di dalam kelas.
1) Biasakan
setiap mengajar untuk menghubungkan dengan berbagai strategi mengajar yang
bervariasi.
2) Jelaskan tentang tujuan pengajaran yang akan
diberikan.
3) Selalu memberikan dorongan, semangat dan rasa
percaya diri pada setiap siswa, hal ini sangat perlu, mengingat kebanyakan
siswa bersifat :
· kurang pemahaman
terhadap suatu permasalahan
· selalu tergantung
kepada apa yang diinstruksikan oleh guru
· sangat kurang
semangat untuk memulai
· memberi jawaban yang
hanya menerka
4) Hendaknya
memulai pendekatan investigasi dari permasalahan yang mudah dan sederhana.
5) Selalu
mendiskusikan jawaban-jawaban yang didapat oleh siswa, sehingga siswa yang satu
dapat memahami dan menghargai pendapat siswa lain.
2.7.
Peran Guru Dalam Pembelajaran Investigasi kelompok
Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sangat
berperan dalam mengkondisikan pembelajaran agar berjalan dengan lancar, akan
tetapi ada batasan peran seorang agar pembelajaran investigasi kelompok
berlangsung.
Dalam
pembelajaran investigasi kelompok seorang guru berperan untuk :
v Memberikan
informasi dan instruksi yang jelas
v Memberikan bimbingan seperlunya dengan
menggali pengetahuan siswa yang menunjang pada pemecahan masalah (bukan
menunjukkan cara penyelesaiannya).
v Memberikan
dorongan sehingga siswa lebih termotivasi.
v Menyiapkan
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa.
v Memimpin
diskusi pada pengambilan kesimpulan akhir.
2.8
Peranan Metode
Pembelajaran Group Investigation (GI)
2.8.1
Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa.
a)
Pencapaian kompetensi merupakan pencerminan dari
hasil yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi tercapainya kompetensi siswa, salah satunya adalah faktor sekolah.
Komponen yang termasuk dalam faktor sekolah adalah guru, kurikulum, proses
pembelajaran dan siswa.
b)
Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBK)
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena Kegiatan
Belajar Mengajar menekankan pada kemampuan melakukan (kompetensi) terhadap
tugas-tugas dengan standart tertentu sebagai hasilnya dapat dirasakan oleh
setiap peserta didik berupa penguasaan seperangkat kompetensi tertentu yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari..
c)
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) diduga dapat meningkatkan peran serta siswa, sebab dalam
pelaksanaannya siswa dilibatkan secara langsung, mulai dari perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui investigasi. Metode
pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skil). Dengan demikian siswa selau aktif dan selalu
dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga tercipta belajar bermakna dan siswa termotivasi untuk
belajar, yang kemudian akan dapat meningakatkan kompetensi siswa
2.8.2
Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa.
Model pembelajaran
kooperatif Group Investigation (GI)
ini merupakan salah satu model pembelajaran yang mengupayakan seorang peserta
didik mampu mengajarkan kepada peserta lain dan berusaha mengoptimalkan
keseluruhan anggota kelas sebagai satu tim yang maju bersamaAsumsi dasar yang menyebabkan hasil belajar. Metode
pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa yang memiliki
pencapaian kompetensi belajar ekonomi relatif tinggi. Mereka lebih aktif dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Sebaliknya siswa yang mempunyai
pencapaian kompetensi belajar relatif rendah, mereka lebih pasif menerima
pengetahuan dari guru tanpa berusaha untuk mencari informasi lebih mendalam.
Pelaksanaan metode pembelajaran kooperati Group Investigation (GI) akan dapat
berhasil apabila ada kerjasama antara siswa yang dituntut untuk selalu aktif
dan guru sebagai fasilitator yang memberi kemudahan dalam belajar. Guru mempersiapkan strategi belajar yang selalu
berpusat pada siswa, melakukan penlaian secara berkesinambungan dan menyeluruh
didukung fasilitas sekolah yang lengkap dan sumber belajar yang diperlukan oleh
siswa untuk membantu memahami materi
yang dipelajarinya. Proses pembelajaran dengan metode pembelajaran
kooperatif Group Investigation (GI)
peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit
yang dapat mereka diskusikan dengan siswa yang lain. Siswa yang aktif dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) cenderung lebih aktif dalam bertanya dan
menggali informasi dari guru maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung
memiliki pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi, sehingga proses
pembelajaran dengan menggunakan metode GI diduga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan kajian teori
dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut:
1.
Metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dengan:
a.
Peran serta siswa dalam menjalankan invetigasi
kelompok dan menyiapkan laporan akhir.
b.
Keaktifan dalam presentasi hasil kerja kelompok.
c.
Melakukan tanya jawab untuk mengevaluasi
kejelasan dari laporan setiap kelompok.
2.
Metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan:
a.
Pemahaman konsep siswa tentang materi yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
b.
Kolaborasi siswa dan guru untuk mengevaluasi
proses belajar sehingga siswa mampu menguasai semua subtopik yang disajikan.
Enam Tahapan Kemajuan
Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation
Tahap I
Mengidentifikasi topik dan membagi
siswa ke dalam kelompok.
|
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi
kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan
heterogenitas.
|
Tahap II
Merencanakan tugas.
|
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota.
Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana
proses dan sumber apa yang akan dipakai.
|
Tahap III
Membuat penyelidikan.
|
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi
informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam
pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
|
Tahap IV
Mempersiapkan tugas akhir.
|
Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan
dipresentasikan di depan kelas.
|
Tahap V
Mempresentasikan tugas akhir.
|
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap
mengikuti.
|
Tahap VI
Evaluasi.
|
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki
dan dipresentasikan.
|
2.9 Keunggulan dan kelemahan metode
investigasi kelompok
2.9.1 keunggulan
·
Kegiatan belajar berfokus pada siswa sehingga
pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik
·
Meningkatkan keterampilan sosial dimana siswa dilatih
untuk bekerja sama dengan siswa lain
·
Meningkatkan pengembangan softskills (kritis,
komunikasi, kreatif) dan group process skill (managemen kelompok)
·
Menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di
dalam maupun di luar sekolah
·
Mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai
kegiatan
·
Mampu menumbuhkan
sikap saling menghargai, saling menguntungkan, memperkuat ikatan social, tumbuh
sikap untuk lebih mengenal kemampuan diri sendiri, bertanggung jawab dan merasa
berguna untuk orang lain
·
Dapat mengembangkan kemampuan professional guru dalam mengembangkan
pikiran kreatif dan inovatif
2.9.2
Kelemahan
· Memerlukan
norma dan struktur kelas yang lebih rumit
· guru harus mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang
diinginkan. Karena siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai
investigasi untuk menemukan hasil jadi metode ini sangat komplek
· Pendekatan
ini mengutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa kegiatan
mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis, sehingga tujuan tidak
akan tercapai pada siswa yang tidak turut aktif
· Memerlukan
waktu belajar relatif lebih lama
·
Diperlukan waktu untuk penyesuaian sehingga suasana
kelas menjadi mudah ribut
·
Menuntut kesiapan guru untuk menyiapkan materi atau
topik investigasi secara keseluruhan. Sehingga akan sulit terlaksana bagi guru
yang kurang kesiapannya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
bahwa
model investigasi kelompok ini lebih menekankan kepada kerjasama peserta didik
dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok dalam kebanyakan penerapan model
ini siswa diorganisir ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua
atau 3 orang , karena dengan jumlah yang kecil interaksi di antara sesama
anggota akan lebih intensif. Disamping itu dengan jumlah yan tidak terlalu
besar akan lebih mudah mengatur kegiatan, termasuk dalam menyepakatkan
waktu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan kelompok. Disamping pentingnya
perolehan pengetahuan dan pengalaman menurutnya adalah nilai-nilai penting yang
menyertai tugas-tigas ini, yaitu melalui kelompok kerja sama ini peserta didik
akan belajar bagaimana bekerja dengan teman lain atau seluruh siswa dikelas
dalam bebagai variasi tugas.
Dalam
kajian mendalam tentang model investigasi kelompok ini, joyce dan weil
(2000:53), menyimpulkan bahwa model investigasi kelompok memiliki kelebihan dan
komprehensivitas, dimana model ini memadukan penelitian akademik, integrasi
sosial, dan proses belajar sosial. Model ini juga dapat dipergunakan dalam
segala areal subjek, dengan seluruh tingkatan usia
3.2
Saran
Dengan ini penulis berharap hasil pembahasan ini
dapat bermanfaat dan member wawasan yang luas tentang model ilmiah inkuiri dan
pelatihan inkuiri bagi pembaca. Dan juga dapat bermanfaat bagi kebanyakan orang
agar dapat diterapkan serta dikembangkan sebagaimana semestinya.
DAFTAR PUSTAKA
§ Kusdaryani,
Wiwik dan Trimo. 2009. Landasan Pendidikan. Semarang: IKIP PGRI Semarang
Press.
§
Bruce
Joyce, Marsha Weil & Emily Calhoun, 2009. Model of Teaching , eight edition. Boston :Allyn & Bacon.
§
Depdiknas. (1998/1999). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti.