Minggu, 29 Januari 2012

METODE PEMBELAJARAN DAN METODE DISKUSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN



1.1  Latar Belakang

Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik. Proses pembelajaran ialah proses belajar mengajar (PBM) atau proses komunikasi dan kerjasama antara pendidik dan peserta didik dalam mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran. Pembelajaran juga merupakan proses pengembangan sikap dan kepribadian peserta didik melalui berbagai tahap dan pengalaman. Proses pembelajaran ini berlangsung melalui berbagai metode dan multi-media sebagai cara dan alat menjelaskan, menganalisis, menyimpulkan, mengembangkan, menilai dan menguasai (memakai: mengamalkan/aplikasi) pokok bahasan (thema) sebagai perwujudan pencapaian sasaran (tujuan).Model-model pembelajaran sosial merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di kelas dengan melibatkan peserta didik secara penuh (student center) sehingga peserta didik memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan, peserta didik dapat melatih kemandirian, peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya.Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran – di samping juga menyelaraskan dan menyerasikan proses pembelajaran dengan pandangan-pandangan dan temuan-temuan baru di pelbagai bidang – falsafah dan metodologi pembelajaran senantiasa dimutakhirkan, diperbaharui, dan dikembangkan oleh berbagai kalangan khususnya kalangan pendidikan-pengajaran-pembelajaran. Oleh karena itu, falsafah dan metodologi pembelajaran silih berganti dipertimbangkan, digunakan atau diterapkan dalam proses pembelajaran dan pengajaran Metode belajar-mengajar adalah bagian utuh (terpadu, integral) dari proses pendidikan-pengajaran. Metode ialah cara pendidik dalam menjelaskan suatu pokok bahsan (thema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus). Proses pembelajaran, atau PBM sebagai kerjasama pendidik dan peserta didik, secara psiko-pedagogis mengutamakan oto-aktivitas peserta didik (kemandirian, KBS) sebagai bekal pendewasaan diri mengembangkan kemampuan dan penguasaan bidang pengetahuan (bidang studi, mata pelajaran). Artinya, dalam PBM peran pendidik lebih bersifat tut-wuri handayani, berjalan bersama (bekerjasama, komunikasi, dialog dan hubungan akrab) pendidik dan peserta didik ialah suasana pembelajaran di dalam dan di luar kelas
PBM dan kerjasama pendidik-peserta didik mencapai sasaran dan tujuan belajar, ialah melalui cara atu metode. Jadi, alasan atau nalar guru memilih/menetapkan suatu metode dalam PBM (proses intruksional) ialah:
1) metode ini seseuai dengan pokok bahasan, dalam makna lebih menjadi mencapai sasaran dan tujuan instruksional
2) metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar (KBS, kemandirian) dan meningkatkan motivasi atau semangat belajar
3) metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan, sehingga pemahaman siswa makin jelas
4) metode dipilih guru dengan asas di atas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar
5) metode yang berdayaguna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pendidikan pengajaran.

1.2  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penyusun angkat dalam makalah ini meliputi :
1.      Apa yang dimaksud metode pembelajaran ?
2.      Metode-metode seperti apa yang bisa digunakan dalam pembelajaran ?
3.      Bagaimana penerapan metode diskusi dalam sebuah pembelajaran ?
4.      Apa saja langkah-langkah pelaksanaan diskusi ?
5.      Bagaimana peran sorang pendidik sebagai pemimpin dalam diskusi?

1.3  Tujuan
1.      Menjelaskan tentang definisi dari metode pembelajaran
2.      Menguraikan beberapa metode yang dapat digunakan dalam sebuah pembelajaran
3.      Menjelaskan penerapan metode diskusi dalam proses pembelajaran
4.      Menguraikan langkah-langkag pelaksanaan metode diskusi
5.      Mengetahui peran seorang pendidik sebagai pemimpin diskusi


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Metode Pembelajaran
Metode merupakan suatu upaya untuk mengimplementasikan rencana-rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata supaya tujuan tersebut dapat dicapai secara optimal. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting yaitu keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.Pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilakau kearah yang lebih baik. metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”. Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam pembelajaran passing bawah bolavoli, antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif dan konvensional.
2.2  Metode-Metode Pembelajaran
Ada beberapa metode pembelajaran yang tentunya bisa digunakan dan dipraktekkan secara langsung dalam sebuah proses pembelajaran diantaranya  metode ceramah, metode demonstransi, metode diskusi, metode simulasi, metode pemberian tugas, metode tanya jawab, metode kerja kelompok, metode problem solving, metode eksperimen dan metode observasi.
2.2.1        Metode ceramah
. ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin) yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method atau metode ceramah. Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan pahamseorang peserta didik.
Metode ini merupakan suatu metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap pendidik. Hal ini dikarenakan adanya faktor kebiasaan baik dari pendidik maupun dari  peserta didik itu sendiri. Seorang pendidik biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melalukan ceramah. Demikian juga dengan peserta didiknya mereka akan belajar manakala ada seorang pendidik yang memberikan materi pembelajaran melalui ceramah sehingga ada pendidik yang memberikan ceramah berarti ada proses belajar dan dan tidak ada pendidik berarti tidak belajar.
Kelebihan dari metode ceramah meliputi :
a)      Ceramah merupakan metode yang mudah dan murah untuk dilakukan. Murah disini dalam artian proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap seperti  metode demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah disini hanya bermodalkan suara sehingga tidak membutuhkan persiapan yang rumit
b)      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.
c)      Cermah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, pendidik dapat mengatur pokok-pokok materi yang musti ditekankan sesuai dengan kebutuhan
d)      Melalui ceramah, pendidik dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab seorang pendidik yang memberikan ceramah


Disamping kelebihan, metode ceramah ini juga memiliki kelemahan yaitu :
a)      Materi yang dikuasai peserta didik sebagai hasil ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai oleh pendidik.
b)      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme
c)      Ceramah sering dianggap metode yang membosankan apabila pendidik tersebut kurang memiliki kemampuan berbicara yang baik
d)      Sangat sulit bagi seorang pendidik dalam memberikan penilaian terhadap peserta didiknya  dalam hal pemahaman.

2.2.2        Metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pengajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses , situasi atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan . Sebagai metode penyajian, demonstrasi tentu tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi, perran siswa hanya sekedar memperhatikan akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih kongkret dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu peserta didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Alasan penggunaan metode demonstrasi ini adalah Hasil belajar yang akan diperoleh khususnya aspek psikomotorik lebih mudah dicapai dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan peragaan

Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi meliputi:
1)      Tahap persiapan
a.       Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses demonstrasi berakhir
b.      Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan
c.       Lakukan uji coba demonstrasi
2)      Tahap pelaksanaan
a.       Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
b.      Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh peserta didik
c.       Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir misalnya melalui pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong peserta didik untuk tertarik memperhatikan demonstrasi
d.      Ciptakan suasana yang nyaman dengan menghindari suasana yang menegnangkan
3)      Tahap penutupan
Apabila demonstrasi selesai, proses pembelajar perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihaan
a)      Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari sebab peserta didik disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan
b)      Proses pembelajaran akan lebih menarik sebab peserta didik tidak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi
c)      Peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membndingkan antara teori dan kenyataan dengan cara pengamatan secara langsung.

Metode demonstrasi ini juga memiliki kelemahan meliputi :
a)      Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Itu dikarenakan tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidaak efektif  lagi.
b)      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah
c)      Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan pendidik yang  khusus sehingga pendidik dituntut untuk bekerja lebih profesional. .

2.2.3        Metode simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode pembelajaran, simulasi dapat diartikan sebagai suatu cara penyajian pengalaman belajar denga menggunakan situasi tiruan untuk lebih memahami tentang suatu konsep , prinsip , maupun keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yag sebenarnya.

Metode simulasi bertujuan untuk a) melatih keterampilan tertentu baik itu bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari . b) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep ata prinsip . c) melatih memeccahkan permasalahan yang ada. d) meningkatkan keaktifan belajar. e) memberikan motivasi belajar kepada peserta didik f) melatih peserta didik untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok. g) melatih peserta didik dalam mengembangkan sikap toleransi.

Terdapat kelebihan –kelebihan dengan menggunakan metode simulasi sebagai metode mengajar diantaranya :
1)      Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagipeserta didik dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak. Baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja.
2)      Simulasi dapat mengembangkan kereativitas peserta didik karena melalui simulasi, peserta didik diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3)      Simulasi dapat menumbuhkan keberanian dan percaya diri peserta didik.
4)      Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

Disamping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan diantaranya :
1)      Pengalaman yang diperoleh dari simulasi biasanya tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan .
2)      Pengelolaan yang kurang baik sering distimulasi dan dijadikan alat hiburan sehingga tujuan pembelajaran terabaikan.
3)      Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi peserta didik dalam melakukan simulasi.

Simulasi terdiri dari beberapa jenis yaitu :
a.       Sosiodrama
Sosiodrama merupakan metode pembelajaran bermain peran untuk memcahkan masalah-masalah yang berkaitan denggan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubunggan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkobagambarab keluarga, narkoba, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam pemecahannya.
b.      Psikodrama
Psikodrama merupakan metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi yaitu supaya peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya dalam menemukan kosep diri dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang ada didalamnya.
c.       Role playing
Role playing atau bermain peran merupakan metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa-peristiwa aktual, ataupun kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.
d.      Peer teaching
Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh peserta didik kepada teman-teman calon guru. Selain itu, peer teaching juga merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang peserta didik kepada peserta didik lainnya yang salah satunya lebih memehami materi yang ada.
e.       Simulasi game
Simulasi game disini diartikan sebagai bermain peranan. Para peserta didi berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang telah ditentukan sebelumnya.

2.2.4        Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah, inkuiri, VCT. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok.Biasanya guru memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan pemberian tugas seperti halnya yang dikemukakan : Roestiyah dalam bukunya “Didaktik Metodik” yang mengatakan : “ Untuk pekerjaan rumah, pendidik menyuruh membaca dari buku dirumah, dua hari lagi memberikan pertanyaan dikelas. Tetapi dalam pemberian tugas pendidik menyuruh membaca juga menambah tugas (1),cari buku lain untuk membedakan(2), pelajari keadaan orangnya”(roestiyah, 1996 : 75 ). Dalam buku lainnya yang berjudul Startegi Belajar Mengajar  hal.132, Roestiyah mengatakan teknik pemberian tugas memiliki tujuan agar peserta didik menghasilkan hasil belajar yang lebih mantap, karena peserta didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman peserta didik dalam mempelajari sesuatu menjadi lebih terintegrasi. Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan untuk menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif, mendorong perilaku kreatif, membiasakan berpikir komprehensif dan memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, metode pemberian tugas ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya
1)      Dapat menumbuhkan rasa percaya diri bagi pesrta didik.
2)      Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari, mengolah, menginformasikan dan mengkomunikasikan sendiri.
3)      Mendorong kegiatan belajar yang tidak membosankan.
4)      Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik.
5)      Mengembangkan kreativitas, pola pikir, dan keterampilan peserta didik.

Adapun kelemahan metode ini meliputi :
1)  Tugas tersebut sulit dikontrol oleh pendidik.
2) Pemberian tugas terlalu sering dan banyak akan dapat menimbulkan keluhan siswa.
3) Dapat menimbulkan kebosanan apabila tugas yang diberikan monoton.

Beberapa jenis-jenis tugas yang dapat diberikan kepada peserta didik yang dapat membantu berlangsungnya proses belajar mengajar:
a)      Tugas membuat rangkuman
b)      Tugas membuat makalah
c)      Tugas mengadakan observasi
d)      Tugas dalam menyelesaikan soal



2.2.5        Metode tanya jawab

Metode tanya jawab ini merupakan metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antar prndidik dan peserta didik . tanya jawab adalah suatu cara untuk emnyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan pendidik atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang dihayati. Melalui dengan tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta didik memahami materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi..
Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca , mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah . Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang dipandang penting serta mampu menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat,Memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehingga dapat membantu tumbuhnya perhatian peserta didik pada pelajaran dan mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya dan Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini .
1)      Tujuan yang akan dicapai
a)      Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh peserta didik
b)      Untuk merangsang peserta didik dalam berfikir
c)      Memberi kesempata pada peserta didik untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
2)      Jenis pertanyaan
a)      Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana daya ingat peserta didik. Biasanya pertanyaan berpangkal pada apa, kapan, dimana, berapa, dan sejenisnya.
b)      Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana cara berpikir peserta didik dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya dimulai dengan mengapa, bagaimana.
3)      Tehnik mengajukan pertanyaan
Berhasil atau tidaknya metode tanya jawab sangat bergantung kepada tehnik pendidik dalam mengajukan pertanyaan. Metode ini digunakan apabila seorang pendidik bermaksud mengulang bahan pelajaran, ingin membangkitkan peserta didik belajar, sebagai selingan metode ceramah.




2.2.6        Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok kecil (sub-suub kelompok). Jika dilihat dari proses kerjanya , maka kelompok dibedakan menjadi 2 macam yaitu kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang Sebaiknya kelompok menggambaran yang heterogen baik dari segi kemampuan maupun jenis kelamin.

Kelombok bisa dibuat berdasarkan :
a)      Perbedaan individual dalam kemampuan belajar terutama bila kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar
b)      Perbedaan minat belajar yaitu dibuat kelompok yang terdiri atas peserta didik yang punya minat yang sama
c)      Pengeloompokan berdasarkan atas dasar wilayah tempat tinggal dimana peserta didik yang tinggal dalam suatu wilayah dikelompokkan menjadi satu kelompok supaya memudahkan koordinasi kerja
d)      Pengelompokan secara random atau dilotre, tidak melihat faktor-faktor lain

Untuk mencapai hasil yang baik, maka faktor yang harus diperhatikan dalam kerja kelompok adalah:
a)      Perlu adanya dorongan yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota
b)      Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai masalah bersama hal inni bergantung kepada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan
c)      Persaingan yang sehat antar kelompok biasanya mendorong peserta didik lain untuk belajar
d)      Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok

2.2.7        Metode problem solving

Metode problem soving atau yang sering dikenal sebagai metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik sebuah kesimpulan. Problem solving Adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara peserta didik dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja Metode ini baik untuk melatih kesanggupan peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan atau masalah yang harus diselesaikan secara rasional
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) antara lain mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional, Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis.


Langkah-langkah metode problem solving
a)      Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan dan masalah ini harus tumbuh dari siswaitu sendiri sesuai dengan kemampuannya.
b)      Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah itu sendiri.
c)      Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
d)      Menguji kenenaran jawaban sementara
e)      Menarik kesimpulan

2.2.8        Metode eksperimen

metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Peserta didik diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Peserta didik belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, peserta didik akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran. Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan peendidik atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi  yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan peserta didik  saat pendidik melakukan percobaan. Peserta didik diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, peserta didik dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Peserta didik diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , setelah peserta didik merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Kelebihan metode eksperimen : (a) Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina peserta didik untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Kekurangan metode eksperimen meliputi : (a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi. (b) metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal. (c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. (d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian


2.2.9        Metode Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara atau metode ini ditandai pada umumnya dengan pengamatan apa yang benar-benar dilakukan oleh individu dan membuat pencatatan-pencatatan secara obyektif mengenai apa yang diamati Secara garis besar metode observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:a) Structured orm controller observation (observasi yang direncanakan, atu tes kontrol). b) Strukctures or informal observation (observasi informal atau tidak direncanakan lebih dahulu) Pada observasi yang direncakan, biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang telah disusun dan didalamnya telah dicantumkan aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan dilakukan. Sedangkan pada observasi yang tidak direncanakan pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa sebenarnya yang harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwanya tidak terduga sebelumnya . Metode observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam kegiatan belajar mengajar.
 Hal ini didasari pemikiran bahwa dalam metode observasi ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan belajar mengajar, karena:
1) melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang tejadi dalam lingkungannya
2) metode observasi dapat mencatat data atau gejala-gejala yang terjadi, maka dapat digunakan untuk melatih siswa dalam mengadakan evaluasi. Tentunya peristiwa atau gejala-gejala yang dicatat akan dipadukan dengan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas
3) melatih siswa untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan nilai-nilai moral yang diperoleh di kelas
4) memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral atau ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan kenyataan.

2.2.10    Metode diskusi

Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang tujuan utamanya untuk memecahkan suatu permasalahan ,menjawab pertanyaan, menmbah dan memahami pengetahuanpeserta didik , serta untuk membuat suatu keputusan (killen,1998 sebenarnya diskusi ini bukanlah sebagai ajang debat yang bersifat mengadu argumentasi melainkan diskusi sebenarnya lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara peserta didik membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang topik/sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama
Ada beberapa macam jenis diskusi yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, simposium, dan diskusi panel.
a.       Diskusi kelas
Diskusi kelas merupakan proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam diskusi kelas ini meliputi : 1) pendidik membagitugas sebagai pelaksanaan diskusi misalnya siapa yang menjadi moderator, notulen.
2) memaparkan masalah yang harus dipecahkan . 3) speserta didik diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. 4) pemateri menanggapi setiap pertanyaan dari audiens 5) penyimpulan hasil diskusi yang dilakukan oleh moderator.
b.      Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-5 orang kemudian pendidik memulai dengan menyajikan permasalahan secara umum dan selanjutnya permasalahan tersebut dibagi-bagi kedalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Setelah selesai, ketua kelompok menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas.
c.       Simposium
Simposium adalah suatu metode mengajar dangan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada peserta didik. Setelah ara penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim pengurus yang telah ditentukan sebelumnya.
d.      Diskusi panel
Diskusi panel dapat diartikan sebagai pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa ornag panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens. Diskusi panel ini berbeda dengan diskusi lainnya seperti diskusi kelas maupun simposium. Dalam diskusi panel,audiens tidak terlibat secara lansung dan hanya berperan sebagai peninjau para panelis yang sedang melakukan diskusi. Oleh karena itu, agar diskusi panel lebih efektif perlu digabungkan dengan metode lain misalnya dengan metode penugasn. Dalam hal ini para audiens (peserta didik) diminta untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi yang sedang berjalan         

2.3  Metode Diskusi dan Penerapannya
Metode diskusi mungkin bukan satu-satunya yang sering digunakan dalam proses pembelajaran khususnya dilingkungan perkuliahan. Metode lain juga dipakai namun melihat fakta yang ada rata-rata dosen lebih memilih metode ini sebagai metode pembelajarannya. Pembelajaranyang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1997:251). Sering kali peserta didik saling menanggapijawaban temannya atau berkomentar terhadap jawaban yang diberikan. Sehingga melalui metode diskusi maka keaktifan siswa sangat tinggi.keunggulan metode diskusi terletak pada efektivitasnya untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran tingkat tinggi dan tujuan pembelajaran ranah afektif (Davies, 1984: 239). Karena itu, ada tiga macam tujuan pembelajaran yang cocok melalui penggunaan metode diskusi:(1) penguasaan bahan pelajaran, (2) pembentukkan dan modifikasi sikap, serta (3) pemecahan masalah (Gall dan Gall, dalam Depdikbud, 1983:28). Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila seorang pendidik hendak memberi kesempatan kepada peserta didiknya untuk mengekspresikan kemampuannya, berpikir kritis, menilai perannya dalam diskusi, memandang masalah dari pengalaman sendiri dan pelajaran yang diperoleh di sekolah, memotivasi, dan mengkaji lebih lanjut. Melalui diskusi dapat dikembangkan keterampilan mengklarifikasi, mengklasifikasi, menyusun hipotesis, menginterpretasi, menarik kesimpulan, mengaplikasikan teori, dan mengkomunikasikan pendapat. Disamping itu, metode diskusi dapat melatih sikap anak menghargai pendapat orang lain, melatih keberanian untuk mengutarakan pendapat, mempertahankan pendapat, dan memberi rasional sehubungan dengan pendapat yang dikemukakannya.

2.4  Langkah-Langkah pelaksanaan diskusi


Langkah-langkah diskusi sangat bergantung pada jenis diskusi yang digunakan. Hal ini dikarenakan tiap-tiap jenis memiliki karakteristik masing-masing. Seminar memiliki karakteristik yang berbeda dengan simposium, brain storming, debat, panel, sindikat group dan lain-lain. Demikian pula siposium dan yang lain-lain tersebut juga memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Akibat perbedaan karakteristik tersebut, maka langkah dan atau prosedur pelaksanaannya berbeda satu dengan yang lain. Meskipun demikian, secara umum untuk keperluan pembelajaran di kelas, langkah-langkah diskusi kelas dapat dilaksanakan dengan prosedur yang lebih sederhana. Moedjiono, dkk (1996) menyebutkan langkah-langkah umum pelaksanaan diskusi sebagai berikut ini :
a)      Merumuskan maslah secara jelas
b)      Sengan pimpinan pendidik, para peserta didik membentuk kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (moderator, notulen), mengatur tempat duduk, sarana dan lain-lain.
c)      Melaksanakan diskusi,usahakan diskusi harus berjalan dalam suasana bebas dan terkendali
d)      Melaporkan (menyajikan) hasiil diskusinya kemudian ditanggapi oleh peserta didik lain sebagai audiens
e)      Menanggapi setiap komentar dan saran dari tanggapan peserta didik lain .

Budiardjo,dkk, 1994:20-23 membuat langkah-langkah penggunaan metode diskusi melaluii tahap-tahap berikut :
1.      Tahapan persiapan
a)      Merumuskan tujuan pembelajaran
b)      Merumuskan permasalahan dengan jelas dan ringkas
c)      Mempertimbangkan karakteristik peserta didik dengan benar
d)      Menyiapkan kerangka diskusi yang meliputi (1) menentukan dan meruumuskan aspek-aspek masalah, (2) menentukan alokasi waktu (3)menuliskan garis besar bahan diskusi (4) menentukan aturan main jalannya diskusi
e)      Menyiapkan fasilitas diskusi seperti menggandakan bahhan diskusi, mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2.      Tahapan pelaksanaan
a)      Menyampaikan tujuuan pembelajaran
b)      Menyampaikan pokok-pokok yang akan di diskusikan
c)      Menjelaskan prosedur diskusi
d)      Mengatur kelompok-kelompok diskusi
e)      Melaksanakan diskusi
3.      Tahapan penutup
a)      Memberikan kesempatan kelompok untuk menyampaikan hasiil diskusi
b)      Memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi
c)      Memberi umpan balik
d)      Menyimpulkan hasil diskusi

2.5  Peranan Pendidik Sebagai Pemimpin Diskusi

Untuk mempertahankan kelangsungan, kelancaran dan efektivitas diskusi, pendidik sebagai pemimpin diskusi memegang peranan menentukan. Mainuddin, Hadisusanto dan Moedjiono, 1980:8--9, menyebutkan sejumlah peranan yang harus dimainkan pendidik sebagai pemimpin diskusi, adalah berikut ini.
a. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru, atau cara baru dalam melihat masalah yang sedang didiskusikan.
b. Seeking information, yakni meminta fakta yang relavan atau informasi yang otoritarif tentang topik diskusi.
c. Giving information, yakni fakta yang relavan atau menghubungkan pokok diskusi dengan pengalaman pribadi peserta.
d. Giving opinion, yakni memberi pendapat tentang pokok yang sedang dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk menantang konsesus atau sikap "nrimo" kelompok.
e. Clarifying, yakni merumuskan kembali pernyataan sesorang; memperjelas pernyataan sesorang anggota.
f. Elaborating, yakni mengembangkan pernyataan seseorang atau memberi contoh atau penerapan.
g. Controlling, yakni menyakinkan bahwa giliran bicara merata; menyakinkan bahwa anggota yang perlu bicara, memperoleh giliran bicara.
h. Encouraging, yakni bersikap resetif dan responsitif terhadap pernyataan serta buah pikiran anggota.
i. Setting Standards, yakni memberi atau meminta kelompok menetapkan, kriteria untuk menilai urunan anggota.
j. Harmonizing, yakni menurunkan kadar ketegangan yang terjadi dalam diskusi.
k. Relieving tension, yakni melakukan penyembuhan setelah terjadinya tegangan.
l. Coordinating, yakni menyimpulkan gagasan pokok yang timbul dalam diskusi, membantu kelompok mengembangkan gagasan.
m. Orientating, yakni menyampaikan posisi yang telah dicapai kelompok dalam diskusi dan mengarahkan perjalanan diskusi selanjutnya.
n. Testing, yakni menilai pendapat dan meluruskan pendapat kearah yang seharusnya dicapai.
o. Consensus Testing, menialai tingkat kesepakatan yang telah dicapai dan menghindarkan perbedaan pandangan.
p. Summarizing, yakni merangkum kesepakatan yang telah dicapai.




BAB III
PENUTUP

 
5.1  Kesimpulan
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Ada beberapa metode pembelajaran yang tentunya bisa digunakan dan dipraktekkan secara langsung dalam sebuah proses pembelajaran diantaranya  metode ceramah, metode demonstransi, metode diskusi, metode simulasi, metode pemberian tugas, metode tanya jawab, metode kerja kelompok, metode problem solving, metode eksperimen dan metode observasi. Dari masing-masing metode tentu memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing dan semua itu berguna pada waktunya. Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila seorang pendidik hendak memberi kesempatan kepada peserta didiknya untuk mengekspresikan kemampuannya, berpikir kritis, menilai perannya dalam diskusi, memandang masalah dari pengalaman sendiri dan pelajaran yang diperoleh di sekolah, memotivasi, dan mengkaji lebih lanjut.
5.2  Saran
Diharapkan dengan terselesaikannya makalah ini penulis maupun pihak pembaca mampu memilih serta memilah yang baik dan yang buruk dari hasil penulisan ini. Dan alangkah lebih baiknya apabila seorang pendidik bisa menganalisis dan mempraktekkan sgala isi dari makalah ini tentunya demi kebaikan bersama.